
Dalam dunia bisnis, pengelolaan inventaris atau inventory management memegang peran penting dalam menjaga kelancaran operasional dan efisiensi biaya. Perusahaan yang mampu mengelola persediaan dengan baik akan lebih siap dalam memenuhi permintaan pasar, menghindari kelebihan stok, serta meminimalkan risiko kekurangan barang.
Bagi yang belum terbiasa melakukan manajemen inventaris ini tentunya akan merasa kesulitan dalam melakukannya. Nah, artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai pengertian inventory management, cara kerjanya, hingga metode yang umum digunakan.
Table of Content
Apa Itu Inventory Management?
Inventory atau yang secara harfiah diartikan sebagai persediaan merupakan barang yang dikelola oleh perusahaan untuk dijual kembali. Inventory management adalah proses mengawasi dan mengontrol aliran barang masuk dan keluar dari gudang atau tempat penyimpanan.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki jumlah persediaan yang tepat, pada waktu yang tepat, dan di tempat yang tepat, tanpa kelebihan atau kekurangan. Persediaan yang dikelola bisa meliputi bahan baku produksi, maupun barang jadi siap jual.
Manajemen persediaan yang baik memberikan berbagai keuntungan pada perusahaan. Hal ini menghindari resiko kehilangan barang, memastikan ketersediaan barang, mempercepat proses operasional dan efisiensi biaya serta waktu.
Cara Kerja Inventory Management
Untuk melakukan pengelolaan persediaan ini, bisa dilakukan secara manual atau menggunakan tool pembantu, misalnya dengan aplikasi inventory management, atau melakukan pengelolaan secara manual melalui Microsoft Excel dan Google Sheet. Inventory management bekerja melalui beberapa tahapan dan aktivitas utama, yaitu:
1. Pencatatan dan Klasifikasi Barang
Cara kerja yang pertama adalah mencatat dan mengklasifikasikan barang yang ada. Setiap barang yang masuk atau keluar dicatat dan diklasifikasikan sesuai kategori, kode produk, dan lokasi penyimpanan. Mengutip dari Jurnal, ada beberapa jenis inventory yaitu:
- Barang jadi atau barang yang siap dijual.
- Bahan baku yaitu persediaan untuk membuat barang jadi.
- Work in Process atau barang setengah jadi.
- Barang MRO, MRO (Maintenance, Repair, Operation) adalah singkatan dari pemeliharaan, perbaikan dan pengoperasian. Barang ini adalah inventory yang digunakan untuk mendukung proses produksi.
- Stok pengaman yaitu persediaan tambahan yang disimpan untuk mengatasi kekurangan pemasok atau lonjakan permintaan.
2. Pemantauan Stok secara Real-Time
Selanjutnya, dalam mengelola persediaan juga harus dilakukan pemantauan stok bvarang secara realtime dan berkala. Sistem inventaris modern mungkin sudah menggunakan perangkat lunak (software) yang memungkinkan pemantauan stok secara real-time, sehingga data yang tersedia selalu up-to-date. Jika belum menggunakan sistem, maka harus dilakukan pemantauan secara manual dengan melakukan stock opname untuk memastikan barang tidak berpindah selama perhitungan.
3. Perencanaan Pembelian dan Pengadaan
Berikutnya, melakukan perencanaan pembelian dan pengadaan barang. Berdasarkan data stok dan proyeksi permintaan, perusahaan dapat merencanakan kapan dan berapa banyak barang yang harus dibeli atau diproduksi. Dengan analisis data historis dan tren penjualan, sistem inventaris membantu menghindari terjadinya stock out (kekosongan stok) atau overstock (kelebihan stok).
4. Pelaporan dan Audit
Terakhir, inventory management juga mencakup pembuatan laporan berkala dan audit untuk memastikan akurasi data serta mendeteksi potensi kehilangan atau kerusakan barang. Sebab, perusahaan perlu mengetahui berapa banyak barang yang keluar dan masuk.
Metode Inventory Management yang Umum Digunakan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengelolaan persediaan, tergantung pada jenis bisnis dan kebutuhannya. Berikut adalah metode yang paling umum:
1. Just In Time (JIT)
Metode ini berfokus pada pengadaan barang hanya ketika dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengurangi biaya penyimpanan dan risiko kelebihan stok. Namun, JIT menuntut perencanaan dan koordinasi yang sangat baik dengan pemasok, sebab jika tidak dilakukan perencanaan yang matang bisa berisiko pada stok barang dan operasional perusahaan.
2. First In First Out (FIFO)
Selanjutnya, dalam inventory management juga dikenal metode FIFO. Metode ini memastikan bahwa barang yang pertama kali masuk adalah yang pertama kali keluar. Metode ini ideal untuk produk yang memiliki tanggal kadaluarsa seperti makanan atau obat-obatan.
3. Economic Order Quantity (EOQ)
EOQ adalah rumus matematis yang digunakan untuk menentukan jumlah pembelian optimal guna meminimalkan biaya total persediaan, termasuk biaya pemesanan dan penyimpanan. Metode ini digunakan dalam inventory management untuk memastikan jumlah persediaan barang sesuai dengan kebutuhan. Sehingga menghindari adanya kelebihan stok dan pemesanan terlalu sering.
4. ABC Analysis
Metode ini mengelompokkan barang berdasarkan nilai dan kontribusinya terhadap pendapatan. Kategori A adalah barang bernilai tinggi dan harus dikontrol ketat, sedangkan kategori C adalah barang bernilai rendah.
5. Dropshipping
Terakhir adalah dropshipping. Dalam metode ini, penjual tidak menyimpan stok fisik barang. Ketika ada pesanan, barang dikirim langsung dari pemasok ke pelanggan. Metode ini banyak digunakan dalam bisnis e-commerce.
Inventory management adalah bagian krusial dalam rantai pasokan dan operasional bisnis. Dengan memahami penggunaan metode yang sesuai, perusahaan dapat mengelola persediaannya secara efisien, mengurangi risiko, dan meningkatkan profitabilitas.
Upskillz
Build Your Potentials