
Dalam dunia kerja, gaya kepemimpinan memainkan peran penting dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi. Ada banyak jenis gaya kepemimpinan yang digunakan di tempat kerja, salah satunya adalah gaya kepemimpinan Laissez Faire.
Gaya ini dikenal karena pendekatan yang sangat fleksibel dan memberikan kebebasan kepada anggota tim untuk membuat keputusan sendiri. Di satu sisi gaya kepemimpinan ini dapat meningkatkan kreativitas anggota tim namun di sisi lain juga dapat membuat produktivitas perusahaan menurun. Untuk mengetahui penjelasan lebih lanjut mengenai laissez faire simak penjelasannya di bawah ini.
Table of Content
Pengertian Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
Laissez Faire adalah istilah yang berasal dari bahasa Perancis yang berarti “biarkan saja” atau “membiarkan”. Dalam konteks kepemimpinan, gaya Laissez Faire adalah gaya di mana pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada bawahannya untuk membuat keputusan dan menyelesaikan pekerjaan mereka sendiri.
Pemimpin dengan gaya ini tidak banyak terlibat dalam pengambilan keputusan sehari-hari dan memberikan otonomi penuh kepada timnya. Gaya kepemimpinan yang satu ini memiliki potensi yang tinggi untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi, namun juga bisa menjadi jebakan jika tidak digunakan dengan tepat.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anbazhagan dan Kotur dalam Journal of Business and Management, menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan yang dipraktikkan oleh para pemimpin memiliki pengaruh terhadap kinerja anggota tim. Dalam penelitian tersebut juga disebutkan bahwa gaya kepemimpinan yang Laissez Faire memiliki tingkat produktivitas yang paling rendah sedangkan produktivitas tertinggi berasal dari gaya kepemimpinan otokratis.
Dalam praktiknya, gaya kepemimpinan ini dapat dilihat dengan dalam beberapa karakteristik. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri dari gaya kepemimpinan laissez faire:
1. Kebebasan dalam Pengambilan Keputusan
Ciri pertama dari pemimpin Laissez Faire adalah memberikan kebebasan kepada anggota tim untuk membuat keputusan mereka sendiri tanpa campur tangan yang berlebihan. Anggota tim diberi wewenang penuh untuk mengatur dan menyelesaikan tugas mereka sesuai dengan cara yang mereka anggap paling efektif.
2. Minim Pengawasan
Berikutnya, gaya kepemimpinan laissez faire juga ditandai dengan minimnya pengawasan dari pemimpin. Dalam hal ini pemimpin mempercayai kemampuan dan penilaian anggota timnya, sehingga tidak merasa perlu untuk selalu memantau atau mengawasi setiap langkah yang diambil.
3. Otonomi dan Tanggung Jawab Penuh pada Anggota
Dalam praktiknya, anggota tim juga diberikan otonomi penuh dalam melaksanakan tugas mereka dan juga tanggung jawab penuh atas hasil kerja mereka. Hal ini dapat mendorong kemandirian dan profesionalisme di antara anggota tim.
4. Memberikan Dukungan dan Sumber Daya Penuh
Berikutnya, meskipun pemimpin Laissez Faire tidak terlibat secara langsung dalam pengambilan keputusan sehari-hari, mereka tetap memfasilitasi anggotanya dengan memberikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan oleh tim untuk mencapai tujuan mereka. Pemimpin berperan sebagai fasilitator yang memastikan bahwa tim memiliki apa yang mereka butuhkan untuk berhasil.
5. Memiliki Komunikasi yang Terbuka
Terkahir, gaya kepemimpinan ini juga mendorong komunikasi terbuka antara pemimpin dan anggota tim. Pemimpin bersikap terbuka terhadap ide dan masukan dari tim, dan sebaliknya, anggota tim merasa bebas untuk menyampaikan pendapat mereka.
Kelebihan Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
Meskipun dikatakan gaya kepemimpinan ini memiliki produktivitas yang paling rendah dibandingkan gaya kepemimpinan yang lain, namun menggunakan laissez faire memiliki banyak manfaat di tempat kerja. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari penggunaan laissez faire:
1. Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi Tim
Kelebihan yang pertama dari gaya kepemimpinan yang satu ini adalah mampu meningkatkan kreativitas dan inovasi tim. Kebebasan yang diberikan oleh pemimpin Laissez Faire memungkinkan anggota tim untuk berpikir kreatif dan mengembangkan ide-ide inovatif tanpa merasa terikat oleh batasan yang ketat.
2. Meningkatkan Kepuasan dan Motivasi Kerja
Dengan memberikan otonomi penuh kepada anggota tim, gaya kepemimpinan ini dapat meningkatkan kepuasan kerja dan motivasi. Anggota tim merasa dihargai dan dipercaya, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan dan komitmen mereka terhadap pekerjaan.
3. Membangun Kemandirian
Berikutnya, gaya kepemimpinan Laissez Faire juga membantu membangun kemandirian antara anggota tim dalam menjalankan tugasnya. Dalam praktiknya, anggota tim akan belajar mengambil keputusan, mengelola proyek, dan memecahkan masalah secara mandiri, yang dapat mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka.
4. Fleksibel dan Adaptif
Selanjutnya, gaya kepemimpinan ini memungkinkan tim untuk bekerja dengan cara yang paling sesuai bagi mereka. Pemimpin memberikan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan perubahan dan tantangan yang muncul. Dengan demikian tim dapat bereaksi dengan cepat terhadap situasi yang berubah tanpa harus menunggu persetujuan dari pemimpin.
5. Meningkatkan Kepercayaan dan Hubungan Kerja
Dengan memberikan kepercayaan penuh kepada tim, pemimpin Laissez Faire membangun hubungan kerja yang kuat dan saling percaya. Ini dapat meningkatkan kolaborasi dan kerja sama di antara anggota tim, serta antara tim dan pemimpin.
Gaya kepemimpinan Laissez Faire adalah pendekatan yang memberikan kebebasan dan otonomi penuh kepada anggota tim untuk membuat keputusan dan menyelesaikan tugas mereka sendiri. Meskipun gaya ini mungkin tidak cocok untuk semua situasi, ada banyak kelebihan yang bisa diperoleh dari penerapannya. Bagi pemimpin yang memahami kapan dan bagaimana menerapkan gaya kepemimpinan ini dengan tepat, Laissez Faire dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk mencapai tujuan organisasi dan mengembangkan potensi penuh dari setiap anggota tim.
Upskillz
Build Your Potentials