
Mengelola persediaan yang ada di digudang adalah faktor krusial yang menentukan kelancaran operasional terutama dalam industri ritel, manufaktur, maupun FnB. Salah satu cara dalam mengelola stok adalah dengan menghitungnya menggunakan rumus safety stock atau persediaan pengaman.
Safety stock berfungsi sebagai cadangan persediaan untuk mengantisipasi ketidakpastian permintaan maupun keterlambatan pasokan. Tanpa safety stock yang memadai, perusahaan berisiko mengalami stockout yang dapat merugikan penjualan, menurunkan kepuasan pelanggan, hingga mengganggu rantai pasok.
Namun, apa sebenarnya safety stock itu, fungsi utamanya, rumus perhitungan safety stock, contoh sederhana, serta mengapa konsep ini sangat penting dalam mengelola gudang. Yuk, simak penjelasannya!
Table of Content
Apa Itu Safety Stock?
Mengutip dari IBM, Safety stock adalah jumlah persediaan tambahan yang disimpan di gudang untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan maupun keterlambatan suplai. Dengan kata lain, safety stock adalah “bantal pengaman” agar perusahaan tetap bisa memenuhi permintaan pelanggan meskipun terjadi ketidakpastian.
Contohnya, sebuah toko ritel biasanya menjual 100 unit produk setiap minggu. Namun, kadang permintaan bisa naik hingga 120 unit, atau pemasok terlambat mengirim barang. Jika toko hanya menyimpan 100 unit, mereka bisa kehabisan stok. Dengan menambahkan safety stock, misalnya 20 unit, toko dapat tetap melayani pelanggan meski terjadi lonjakan permintaan atau keterlambatan pasokan.

Mengapa Safety Stock Penting?
Untuk menjaga rantai pasok tetap aman, safety stock memiliki peran yang sangat penting. Safety stock bukan berarti menyimpan banyak persediaan, namun memastikan banyaknya stok yang efektif untuk memenuhi kebutuhan di waktu yang tepat. Ada beberapa fungsi utama dari safety stock dalam manajemen persediaan, yaitu:
1. Mengurangi Risiko Kehabisan Stok (Stockout)
Manfaat yang pertama dari Safety stock adalah menjaga agar perusahaan tetap bisa memenuhi permintaan meski terjadi kenaikan permintaan mendadak atau pasokan terhambat. Dengan perhitungan rumus Safety stock memastikan bahwa perusahaan memiliki persediaan yang memadai untuk mengatasi kondisi tidak terduga tersebut.
2. Menjaga Kepuasan Pelanggan
Selanjutnya, ketersediaan barang yang stabil akan meningkatkan kepercayaan pelanggan. Sebab dengan kondisi stok yang stabil pelanggan bisa mendapatkan produk yang dibutuhkan kapan saja.
3. Menyeimbangkan Fluktuasi Permintaan dan Suplai
Dalam operasional bisnis, seringkali terjadi lonjakan permintaan maupun masalah keterlambatan pengiriman barang dari supplier. Safety stock membantu mengatasi perbedaan antara estimasi dengan kenyataan di lapangan.
4. Mendukung Kelancaran Produksi
Dalam industri manufaktur, kehabisan bahan baku bisa menghentikan proses produksi. Safety stock membantu mencegah hal ini.
Rumus Safety Stock
Terdapat beberapa metode untuk menghitung safety stock, mulai dari yang sederhana hingga yang lebih kompleks. Berikut ini adalah penjelasan penghitungan safety stock:
1. Rumus Sederhana (Basic Formula)
Pertama, rumus ini adalah rumus yang paling sederhana dalam menghitung stok. Sebagai pengelola gudang, rumus ini adalah rumus wajib yang harus diketahui. Namun, perlu diketahui bahwa rumus ini adalah rumus yang digunakan untuk skenario rata-rata.
Safety Stock = (Penjualan maksimal harian x lead time maksimum) – (Penjualan harian rata-rata x lead time rata-rata)
- Penjualan harian = jumlah rata-rata barang yang terjual per hari.
- Lead time = waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengirimkan barang.
2. Rumus Safety Stock dengan Deviasi Standar
Untuk kondisi yang lebih kompleks, rumus safety stock juga bisa menggunakan deviasi standar permintaan: Rumus ini bisa digunakan jika berhadapan dengan beberapa variabel yang tidak pasti.
Safety Stock=Z×σLT× D rata-rata
Keterangan:
- Z = nilai service level (tingkat pelayanan) dalam bentuk skor distribusi normal. Misalnya, untuk tingkat layanan 95%, Z = 1,65.
- σLT = deviasi standar dari waktu tunggu. Deviasi standar yang lebih tinggi menunjukkan kumpulan data uan lebih besar.
- D rata-rata= permintaan rata-rata
Contoh Perhitungan Safety Stock
Perhitungan safety stock bisa menggunakan rumus di atas sesuai dengan kebutuhan. Untuk mempermudah dalam memahami cara menggunakan rumus-rumus di atas, perhatikan contoh berikut ini.
1. Menggunakan Rumus Sederhana
Misalkan:
- Rata-rata penjualan harian = 50 unit.
- Maksimum penjualan harian = 70 unit.
- Rata-rata lead time = 5 hari.
- Maksimum lead time = 7 hari.
Maka:
Safety Stock = (Penjualan maksimal harian x lead time maksimum) – (Penjualan harian rata-rata x lead time rata-rata)
Safety Stock=(70×7)−(50×5)
= 490 – 250
= 240
Artinya, perusahaan sebaiknya memiliki cadangan 240 unit sebagai safety stock.
2. Menggunakan Rumus dengan Deviasi Standar
Misalkan:
- Deviasi standar permintaan harian = 15 unit.
- Lead time = 7 hari.
- Tingkat layanan (service level) 95%, maka Z = 1,65.
Maka:
Safety Stock=Z×σLT× D rata-rata
Safety Stock=1,65×15×7
= 65,6
Jadi, perusahaan sebaiknya menyimpan sekitar 66 unit sebagai safety stock.
Tantangan dalam Menentukan Safety Stock
Walaupun penting, menentukan jumlah safety stock juga memiliki tantangan. Jika terlalu sedikit, risiko stockout meningkat. Jika terlalu banyak, biaya penyimpanan (holding cost) jadi tinggi.
Perusahaan harus menyesuaikan dengan kondisi pasar, lead time pemasok, serta strategi bisnis.Oleh karena itu, diperlukan analisis yang cermat agar safety stock tidak menjadi beban, melainkan solusi.
Safety stock adalah cadangan persediaan yang berfungsi sebagai pengaman terhadap ketidakpastian permintaan dan keterlambatan pasokan. Dengan rumus safety stock yang tepat dapat mencegah kehabisan stok, menjaga kepuasan pelanggan, dan memastikan kelancaran operasional.
Upgrade Diri Bersama Upskillz
Merasa kurang percaya diri karena skill “pas-pasan”? Sudah waktunya kamu upgrade diri bersama Upskillz.id, upgrade skill karir jadi lebih menyenangkan dan mudah. Ada banyak kelas gratis juga, lho !
Upskillz
Build Your Potentials