
Generasi Z adalah generasi digital natives, yang tumbuh besar di tengah kemajuan teknologi dan akses internet yang semakin mudah. Keakraban mereka dengan teknologi membuat Gen Z memiliki pola konsumsi yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Namun, kemudahan akses terhadap teknologi ini juga membawa tantangan tersendiri, salah satunya adalah kecenderungan Gen Z terjerat pinjol atau pinjaman online.
Data yang mengejutkan juga dilaporkan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan), yang menyatakan bahwa pengguna pinjol didominasi oleh gen Z yaitu sekitar 54,06%. Lantas apa yang sebenarnya menyebabkan Gen Z banyak yang terjerat pinjol? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Table of Content
Gen Z Terjerat Pinjol
Mengutip dari Data Statistik Fintech Lending OJK 2024, menunjukkan bahwa gen Z dan milenial dengan rentang usia 19-34 tahun mendominasi dari seluruh total pengguna pinjol. Terdapat 9,9 juta pengguna dengan total pinjaman mencapai 30,5 Triliun.
Lebih lanjut, dalam laporan yang sama OJK juga menyebutkan bahwa kredit macet di rentang usia tersebut mencapai 2 Triliun. Tak hanya itu, data OJK juga menunjukkan penggunaan pinjol ternyata tak hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok namun untuk kebutuhan yang sifatnya leisure seperti hiburan dan rekreasi.
Mengapa Gen Z Rentan Terjerat Pinjol?
Banyaknya Gen Z yang terjerat jebakan pinjol disebabkan oleh gaya hidup yang kurang bijak. Sifat Gen Z yang FOMO (Fear Of Missing Out) dan YOLO (You Only Live Once) membuat mereka seringkali membuat keputusan yang impulsif dan tidak memikirkan dampak jangka panjang.
Kehidupan Ge Z yang lekat dengan media sosial dengan beragam tren baru yang bermunculan, mendorong gen Z untuk FOMO agar tidak merasa ketinggalan dengan tren yang ada. Selain itu prinsip hidup YOLO juga dihubungkan dengan kehidupan yang bebas dan menikmati hidup semaksimal mungkin.
Mengutip dari CNBC, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menjelaskan bahwa penyebab fenomena ini adalah gaya hidup gen Z yang kurang bijak. Selain itu, berikut ini adalah beberapa penyebab Gen Z terjerat pinjol:
1. Gaya Hidup Konsumtif
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, prinsip FOMO dan YOLO dari Gen Z membuat mereka dikenal dengan gaya hidup konsumtif. Terutama karena pengaruh media sosial yang mendorong mereka untuk selalu mengikuti tren terbaru.
Media sosial sering kali menampilkan gaya hidup mewah yang membuat mereka merasa harus selalu tampil up-to-date, baik dalam hal fashion, gadget, maupun pengalaman seperti liburan dan nongkrong di tempat-tempat hits. Tekanan sosial untuk selalu tampil sesuai tren ini bisa membuat mereka tergoda untuk mengambil pinjaman online demi memenuhi kebutuhan konsumsi yang bersifat sementara.
2. Kurangnya Literasi Keuangan
Meskipun Gen Z sangat mahir dalam penggunaan teknologi, literasi keuangan mereka masih tergolong rendah. Banyak dari mereka yang belum sepenuhnya memahami risiko dan konsekuensi dari mengambil pinjaman, terutama pinjaman online yang seringkali memiliki bunga tinggi dan syarat yang tidak jelas.
Kurangnya pemahaman ini membuat mereka mudah terjebak dalam tawaran pinjaman yang tampak menggiurkan, tanpa mempertimbangkan kemampuan untuk membayar kembali pinjaman tersebut. Dengan meningkatkan literasi keuangan bisa menjadi kunci bagi Gen Z untuk mengelola keuangannya dengan lebih bijak diera digital ini.
3. Kemudahan Akses Terhadap Pinjol
Tak dapat dipungkiri jika salah satu penyebab gen Z terjerat pinjol adalah karena kemudahan akses terhadap pinjol itu sendiri. Kemajuan teknologi dan digitalisasi membuat proses pengajuan pinjaman online menjadi sangat mudah dan cepat.
Hanya dengan menggunakan ponsel, siapa saja bisa mengajukan pinjaman dalam hitungan menit. Hal ini menjadi daya tarik bagi Gen Z yang cenderung menginginkan solusi instan untuk masalah keuangan mereka. Sayangnya, kemudahan ini sering kali dimanfaatkan oleh pinjol ilegal yang menawarkan pinjaman dengan syarat yang mudah tetapi dengan bunga yang sangat tinggi.
4. Pengaruh Lingkungan dan Pergaulan
Lingkungan pergaulan juga memainkan peran penting dalam keputusan finansial Gen Z. Tekanan dari teman-teman sebaya untuk tetap terlihat eksis dan mampu mengikuti tren bisa membuat mereka mencari cara instan untuk mendapatkan uang. Pinjaman online sering kali menjadi pilihan karena dianggap sebagai solusi cepat untuk mendapatkan dana tambahan.
Cara Menghindari Jeratan Pinjol bagi Gen Z
Mengutip dari pwc, suku bunga pinjol per 1 Januari 2024 resmi turun menjadi 0,3% per hari untuk sektor konsumtif. Angka tersebut merupakan bunga yang dipatok oleh pinjol legal, berbeda halnya dengan pinjol ilegal yang seringkali memberikan bunga tidak masuk akal bahkan ada yang mencapai 30% per bulannya.
Hal inilah yang sering menjadi alasan gagal bayar pada pinjol, sebab bunga yang diberikan sangat tinggi. Kendati demikian hal itulah yang menjadi konsekuensi bagi masyarakat yang nekat mengenakan pinjol ilegal sebagai solusi keuangannya.
Untuk menghindari penipuan dan jeratan pinjol, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Berikut ini adalah cara menghindarkan gen z dari jeratan pinjol:
1. Meningkatkan Literasi Keuangan
Salah satu cara terbaik untuk menghindari jeratan pinjol adalah dengan meningkatkan literasi keuangan. Gen Z perlu dibekali dengan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan, termasuk cara mengatur anggaran, memahami risiko pinjaman, dan pentingnya menabung. Edukasi tentang keuangan sebaiknya dimulai sejak dini, baik melalui pendidikan formal maupun non-formal.
2. Mengubah Pola Pikir Konsumtif
Selanjutnya, penting bagi Gen Z untuk mengubah pola pikir konsumtif yang cenderung mengikuti tren tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang. Mereka harus belajar untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan, serta memiliki kontrol diri dalam menghadapi tekanan sosial untuk selalu tampil sempurna di mata orang lain.
3. Memilih Alternatif Pendanaan yang Aman
Jika memang membutuhkan dana tambahan, sebaiknya Gen Z mencari alternatif pendanaan yang lebih aman, seperti meminjam dari keluarga atau teman, atau menggunakan jasa lembaga keuangan yang terpercaya dan diawasi oleh OJK. Memanfaatkan produk keuangan yang legal dan memiliki regulasi yang jelas akan membantu mereka menghindari risiko jeratan pinjol ilegal.
4. Membangun Keterampilan untuk Meningkatkan Penghasilan
Berikutnya, alih-alih mengandalkan pinjaman, Gen Z sebaiknya fokus pada pengembangan keterampilan yang dapat meningkatkan penghasilan mereka. Dengan keterampilan yang mumpuni, mereka bisa mencari pekerjaan sampingan atau memulai usaha kecil yang bisa membantu menambah pemasukan tanpa harus berhutang.
Umumnya, Gen Z terjerat pinjol karena gaya hidup yang konsumtif. Kebiasaan mengikuti tren tanpa persiapan keuangan yang baik membuat mereka cenderung memiliki pinjol sebagai alternatif keuangan untuk memenuhi keinginan mereka.
Upskillz
Build Your Potentials