
Pernahkah kamu mendengar istilah fraud dalam laporan keuangan? Dalam akuntansi ada dua istilah untuk menunjukkan kesalahan yaitu eror atau kekeliruan dan fraud yang artinya kecurangan.
Error digunakan untuk kesalahan yang tidak mengandung unsur kesengajaan. Sedangkan fraud memiliki unsur kesengajaan di dalamnya. Terjadinya fraud ini bisa menyebabkan kerugiaan bagi banyak pihak. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai dampak dan faktor apa saja yang mempengaruhi fraud ini, simak penjelasannya sebagai berikut.
Table of Content
Pengertian Fraud dalam Laporan Keuangan
Mengutip dari Investopedia, pengertian fraud dalam laporan keuangan adalah tindakan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk memanipulasi informasi keuangan. Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh keuntungan pribadi atau organisasi secara tidak sah, atau untuk menyembunyikan masalah finansial yang ada.
Saatu hal yang perlu kamu pahami mengenai fraud ini adalah bahwa fraud berbeda dengan kesalahan yang tidak disengaja, seperti kesalahan pencatatan atau penghitungan. Fraud merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja dan memiliki niat untuk merugikan pihak lain atau memperdaya pihak yang berkepentingan. Mengutip dari Binus , fraud dalam laporan keuangan dapat meliputi beberapa hal berikut:
- Pemalsuan, pengubahan, atau manipulasi catatan keuangan, dokumen pendukung atau transaksi bisnis.
- Penghilangan peristiwa, transaksi, akun, atau informasi signifikan lainnya sebagai sumber dari penyajian laporan keuangan.
- Penerapan yang salah dan disengaja terhadap prinsip akuntansi, kebijakan, dan prosedur yang digunakan untuk mengukur, mengakui, melaporkan dan mengungkapkan peristiwa ekonomi dan transaksi bisnis.
- Penghilangan terhadap informasi yang seharusnya disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan.
Jenis-Jenis Fraud dalam Laporan Keuangan
Secara umum, fraud dalam laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu fraud yang dilakukan secara terorganisasi oleh perusahaan dan fraud yang dilakukan oleh secara individu oleh karyawan. Mengutip dari ACFE, ada 3 jenis fraud dalam laporan keuangan yaitu:
1. Penyajian Informasi yang Menyesatkan
Salah satu bentuk fraud yang paling sering terjadi adalah kecurangan dalam laporan keuangan. Penyajian laporan keuangan yang menyesatkan termasuk dalam fraud jika informasi yang disajikan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau standar pelaporan lainnya.
Hal ini dilakukan oleh perusahaan untuk merugikan investor atau kreditor. Misalnya, perusahaan mencatat penjualan yang sebenarnya belum terjadi untuk meningkatkan laba di laporan keuangan atau menyembunyikan kewajiban dalam laporan keuangan untuk memberikan gambaran yang lebih baik tentang kesehatan finansial perusahaan.
2. Penggelapan Aset
Jenis yang selanjutnya adalah fraud penggelapan aset. Hal ini terjadi ketika pihak yang bertanggung jawab atas pengelolaan aset perusahaan, seperti uang tunai atau inventaris, sengaja mengalihkan atau menyalahgunakan aset untuk keuntungan pribadi mereka. Bentuknya bisa berupa pencurian uang tunai, barang inventaris yang dijual tanpa izin, atau penipuan dalam transaksi jual beli aset.
3. Korupsi
Kecurangan yang terjadi di tempat kerja memiliki skema khusus dan tujuan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu ACFE mengelompokkannya dalam Fraud Tree, yang mana salah satunya adalah korupsi, makna korupsi disini mengacu pada pertentangan kepentingan, pemberian ilegal, suap dan pemerasan. Dengan
Faktor-Faktor yang Mendorong Terjadinya Fraud
Ada beberapa faktor yang dapat mendorong seseorang atau kelompok untuk melakukan fraud dalam laporan keuangan. Faktor-faktor ini dikenal dengan istilah fraud triangle, yang pertama kali dikemukakan oleh Dr. Donald Cressey. Fraud triangle mencakup ini tiga komponen utama yang saling terkait:
1. Tekanan
Pertama adalah pressure atau tekanan yang dirasakan oleh seseorang. Hal ini bisa berupa tekanan finansial maupun tekanan kinerja. Misalnya, manajer yang diberikan bonus berdasarkan kinerja perusahaan mungkin merasa tertekan untuk melaporkan hasil yang lebih baik dari yang sebenarnya.
2. Kesempatan
Berikutnya, fraud dalam laporan keuangan juga bisa terjadi karena adanya kesempatan untuk melakukan kecurangan. Jika seorang individu memiliki akses tidak terbatas terhadap aset atau informasi keuangan, mereka mungkin merasa memiliki kesempatan untuk melakukan manipulasi tanpa terdeteksi.
3. Rasionalisasi
Terakhir, individu yang terlibat dalam fraud sering kali merasionalisasi tindakan mereka. Mereka mungkin berpikir bahwa tindakan tersebut tidak akan merugikan siapa pun, atau mereka mungkin merasa bahwa perusahaan seharusnya memberikan lebih banyak penghargaan atas kontribusi mereka, sehingga mereka berhak untuk mengambil sedikit keuntungan.
Dampak Fraud
Fraud dalam laporan keuangan dapat memiliki dampak yang sangat besar bagi perusahaan dan semua pihak yang terlibat. Beberapa dampak utama dari fraud adalah:
1. Kerugian Finansial
Dampak utama dari fraud ini tentu saja dapat menyebabkan kerugian finansial bagi perusahaan dan pihak lain yang dirugikan. Selain kerugian langsung akibat penggelapan aset, perusahaan juga dapat mengalami penurunan nilai saham, kehilangan kepercayaan investor, atau denda akibat pelanggaran hukum.
2. Kerusakan Reputasi
Setelah terungkap, fraud dapat merusak reputasi perusahaan di mata publik. Kepercayaan pelanggan, investor, dan mitra bisnis dapat berkurang drastis, yang bisa mempengaruhi kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang.
3. Tindakan Hukum
Fraud dalam laporan keuangan dapat menimbulkan tindakan hukum. Laporan keuangan seharusnya memuat kondisi yang sebenarnya dari suatu perusahaan. Jika perusahaan melakukan fraud dapat dikenakan sanksi baik berupa sanksi administratif, denda, hingga pencabutan izin usaha.
Nah, itu tadi adalah penjelasan mengenai fraud dalam laporan keuangan. Fraud merupakan tindakan yang sangat merugikan bagi perusahaan dan semua pihak yang terlibat. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang kuat, sistem audit yang efektif, serta membangun budaya etika yang baik untuk mencegah fraud.
Upskillz
Build Your Potentials