
Tahukah kamu bagaimana siklus akuntansi perusahaan jasa? Siklus akuntansi sederhananya adalah proses pengelolaan data keuangan mulai dari pencatatan hingga penyusunan laporan keuangan.
Siklus akuntansi dari perusahaan jasa tidak jauh berbeda dengan siklus perusahaan dagang. Hanya saja yang membedakan adalah produk dan kegiatan usaha yang dijalankan.
Agar pencatatan keuangan berjalan tertib dan akurat, setiap perusahaan jasa harus memahami dan menerapkan siklus akuntansi. Nah, seperti apa siklus akuntansi untuk perusahaan jasa? Simak penjelasannya di bawah ini.
Table of Content
- 1 Apa Itu Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa?
- 2 Karakteristik Perusahaan Jasa
- 3 Tahapan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
- 3.1 1. Identifikasi Transaksi
- 3.2 2. Pembuatan Jurnal Umum
- 3.3 3. Pemindahan ke Buku Besar (Posting)
- 3.4 4. Penyusunan Neraca Saldo (Trial Balance)
- 3.5 5. Penyesuaian (Adjusting Entries)
- 3.6 6. Menyusun Neraca Lajur
- 3.7 7. Penyusunan Laporan Keuangan
- 3.8 8. Jurnal Penutup (Closing Entries)
- 3.9 9. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan
- 4 Upgrade Diri Bersama Upskillz
Apa Itu Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa?
Siklus akuntansi perusahaan jasa adalah rangkaian langkah sistematis dalam mencatat dan mengelola transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan jasa. Karena perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang, maka pencatatan fokus pada pendapatan dari jasa, beban operasional, dan aset seperti piutang atau kas.
Siklus ini dilakukan secara periodik, biasanya setiap bulan, kuartal, atau tahun. Dengan mengikuti siklus akuntansi, perusahaan jasa dapat menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan relevan bagi pemilik, manajemen, maupun pihak eksternal seperti investor dan pihak pajak.
Karakteristik Perusahaan Jasa
Sebelum memahami siklusnya, penting mengetahui apa itu perusahaan jasa. Mengutip dari Kompas, perusahaan jasa adalah perusahaan yang menyediakan layanan jasa bukan produk fisik seperti perusahaan dagang.
Dengan kata lain, perusahaan ini menghasilkan profit dengan cara menjual keahliannya untuk memberikan layanan kepada konsumen. Ada beberapa ciri utama dari perusahaan jasa yaitu:
- Tidak menjual produk fisik: produk utama adalah layanan, misalnya jasa konsultan, jasa kebersihan, jasa desain, atau jasa pendidikan.
- Tidak ada persediaan barang dagang: tidak perlu mencatat HPP (harga pokok penjualan) seperti pada perusahaan dagang atau manufaktur.
- Pendapatan dari jasa yang diberikan: pendapatan diakui saat jasa telah selesai diberikan kepada pelanggan.
- Layanan bersifat intangibility: yaitu layanan yang diberikan tidak dapat disentuh atau dilihat melainkan hanya menghasilkan manfaat yang bisa dirasakan oleh pelanggan.
Berikut ini adalah beberapa contoh perusahaan jasa:
- Layanan pendidikan seperti kursus bahasa, bimbingan belajar, sekolah.
- Layanan jasa kesehatan seperti klinik, konsultan keuangan, akuntan publik.
- Layanan reparasi seperti bengkel.
Tahapan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Meskipun tidak melakukan produksi dan penjualan, perusahaan jasa tetap harus membuat laporan keuangan. Berikut adalah tahapan umum dalam siklus akuntansi perusahaan jasa yang biasanya terjadi dalam satu periode akuntansi:
1. Identifikasi Transaksi
Langkah pertama adalah mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi keuangan yang terjadi, seperti penerimaan kas, pembayaran gaji, atau pembelian perlengkapan. Dokumen sumber seperti faktur, nota, bukti pembayaran, dan kwitansi digunakan sebagai dasar pencatatan.
Contoh:
- Menerima pembayaran Rp5.000.000 atas jasa desain interior.
- Membayar gaji karyawan sebesar Rp2.000.000.
2. Pembuatan Jurnal Umum
Setelah transaksi diidentifikasi, langkah berikutnya adalah mencatatnya dalam jurnal umum. Setiap transaksi dicatat dalam bentuk debit dan kredit sesuai prinsip dasar akuntansi untuk mempermudah siklus selanjutnya.
3. Pemindahan ke Buku Besar (Posting)
Langkah berikutnya dalam siklus akuntansi perusahaan jasa adalah memindahkan transaksi ke buku besar, yaitu akun-akun yang mengelompokkan transaksi berdasarkan jenisnya seperti kas, piutang, pendapatan, dan beban. Tujuannya agar mudah melihat saldo masing-masing akun.
4. Penyusunan Neraca Saldo (Trial Balance)
Neraca saldo adalah daftar yang menunjukkan saldo akhir dari seluruh akun di buku besar. Jumlah total debit harus sama dengan total kredit. Jika tidak seimbang, berarti ada kesalahan pencatatan.
Contoh neraca saldo sederhana:
Akun | Debit | Kredit |
Kas | 10.000.000 | |
Pendapatan Jasa | 7.000.000 | |
Beban Gaji | 2.000.000 | |
Modal | 5.000.000 |
5. Penyesuaian (Adjusting Entries)
Selanjutnya, setelah menyusun neraca saldo, jika kredit dan debit tidak sama maka perlu dibuat jurnal penyesuaian. Pada akhir periode, perusahaan harus mencatat jurnal penyesuaian untuk transaksi yang belum dicatat secara lengkap, seperti beban yang masih harus dibayar atau pendapatan yang masih harus diterima.
Selain untuk mengidentifikasi kesalahan, jurnal penyesuaian ini juga diperlukan untuk mencocokan pencatatan saat menggunakan akuntansi akrual. Contoh:
- Jasa telah diberikan namun belum ditagih Rp1.000.000
Jurnal:- Piutang Usaha (Debit) Rp1.000.000
Pendapatan Jasa (Kredit) Rp1.000.000
- Piutang Usaha (Debit) Rp1.000.000
6. Menyusun Neraca Lajur
Setelah jurnal penyesuaian dilakukan, dibuat kembali neraca saldo yang sudah diperbarui. Ini disebut neraca lajur, yang mencerminkan posisi keuangan terbaru dan lebih akurat.
7. Penyusunan Laporan Keuangan
Tahap ini adalah bagian penting dalam siklus akuntansi perusahaan jasa yaitu menyusun laporan keuangan. Setelah neraca saldo disesuaikan, perusahaan dapat menyusun laporan keuangan, yang terdiri dari:
- Laporan Laba Rugi: Menunjukkan pendapatan dan beban selama periode tertentu, serta laba atau rugi yang dihasilkan.
- Laporan Perubahan Moda: Menampilkan perubahan modal akibat laba/rugi dan penarikan atau penambahan modal.
- Neraca: Menunjukkan posisi keuangan pada akhir periode, yaitu aset, kewajiban, dan ekuitas.
- Laporan Arus Kas: Menjelaskan aliran kas masuk dan keluar dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan.
8. Jurnal Penutup (Closing Entries)
Di akhir siklus akuntansi adalah menutup pembukuan pada akhir periode. Setelah laporan keuangan disusun, akun-akun sementara seperti pendapatan dan beban perlu ditutup agar saldo mereka menjadi nol dan siap digunakan untuk periode berikutnya.
9. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan
Langkah terakhir adalah membuat neraca saldo setelah penutupan, yang hanya memuat akun-akun tetap seperti kas, piutang, utang, dan modal. Ini memastikan bahwa siklus akuntansi benar-benar berakhir dan siap memulai periode akuntansi baru.
Siklus akuntansi perusahaan jasa merupakan proses penting yang harus dipahami oleh pemilik usaha, staf akuntansi, hingga manajemen. Meski terlihat rumit, penerapan siklus ini secara rutin dan terstruktur akan membantu menjaga kesehatan finansial perusahaan dan meningkatkan kredibilitas bisnis.
Upgrade Diri Bersama Upskillz
Merasa kurang percaya diri karena skill “pas-pasan”? Sudah waktunya kamu upgrade diri bersama Upskillz.id, upgrade skill karir jadi lebih menyenangkan dan mudah. Ada banyak kelas gratis juga, lho !
Upskillz
Build Your Potentials