
Capex dan Opex memiliki peran penting dalam mengelola anggaran perusahaan. Jenis pengeluaran keduanya berbeda-beda ada yang termasuk biaya jangka panjang dan biaya jangka pendek. Lantas apa saja contoh Capex dan Opex?
Dalam mengelola anggaran perusahaan kamu pasti mengetahui macam-macam pengeluaran seperti biaya sewa gedung, biaya karyawan, biaya produksi dan lain sebagainya. Namun, biaya-biaya tersebut masuk dalam kategori yang mana? Apakah Capex atau Opex?
Mengetahui contoh dari masing-masing Capex dan Opex akan sangat membantu dalam mengelola anggaran perusahaan dan pengambilan keputusan yang tepat. Nah, untuk memahami lebih lanjut, simak penjelasannya di bawah ini.
Table of Content
Pengertian Capex dan Opex
Budgeting adalah proses perencanaan pengeluaran dan alokasi dana yang digunakan untuk kegiatan tertentu. Dilakukannya budgeting ini untuk memastikan penggunaan dana sesuai dengan tujuan strategis perusahaan.
Nah, dalam penyusunan budgeting ini, ada dua jenis pengeluaran yang disebut dengan Capex dan Opex. Capex adalah pengeluaran yang sifatnya untuk jangka panjang. Tujuan dari pengeluaran ini adalah untuk memperoleh, meningkatkan dan memperpanjang masa manfaat aset aset tetap atau investasi modal.
Sedangkan Opex adalah biaya pengeluaran yang sifatnya rutin untuk mendukung operasional harian perusahaan. Dengan demikian pengeluaran ini sifatnya adalah jangka pendek.
Contoh Capex dan Opex
Untuk mengelola pengeluaran perusahaan dengan baik, maka perlu diketahui apa saja yang menjadi contoh Capex dan Opex. Hal ini untuk memudahkan dalam mengklasifikasikan pengeluaran tersebut. Nah, berikut ini adalah beberapa contoh Capex dan Opex:
1. Contoh Capex
Capex merupakan pengeluaran dengan kriteria berupa pengeluaran jangka panjang, sifatnya rutin, dan mempengaruhi neraca dengan dicatat dengan aset dalam neraca dan disusutkan selama umur manfaatnya. Capex ini dibagi menjadi dua jenis yaitu:
- Capex untuk Pemeliharaan yaitu pengeluaran yang dilakukan untuk menjaga aset yang ada agar tetap berfungsi dengan baik. Contoh biaya Capex untuk pengeluaran ini adalah perbaikan mesin produksi, renovasi gedung, dan pembaruan perangkat lunak.
- Capex untuk Pertumbuhan yaitu pengeluaran yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas usaha atau melakukan ekspansi. Contoh pengeluaran ini adalah pembangunan pabrik baru, pembelian peralatan tambahan dan investasi dalam teknologi yang terbaru.
2. Contoh Opex
Berikutnya, perbedaan contoh Capex dan Opex dapat dilihat langsung pada jenis pengeluarannya. Opex adalah pengeluaran yang sifatnya jangka pendek dan berulang-ulang. Dalam Opex sendiri adalah beberapa komponen pengeluaran yaitu:
- Biaya langsung yaitu biaya yang dikeluarkan dan memiliki dampak langsung pada kegiatan produksi. Biaya ini diantaranya adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya lain yang berkaitan dengan produksi, seperti percetakan, pengepakan dan lain-lain.
- Biaya Tidak Langsung yaitu biaya yang dikeluarkan secara rutin, mendukung kegiatan produksi namun tidak berdampak secara langsung pada hasil produksi, misalnya biaya sewa, utilitas, pemasaran dan produksi, gaji dan tunjangan karyawan non produksi.
- Biaya administrasi, biaya administrasi ini meliputi biaya gaji karyawan administrasi seperti HR, staf keuangan, staf akuntansi dan lain-lain. Kemudian biaya ATK (Alat Tulis Kantor) dan biaya transportasi.
- Biaya lain-lain, yang termasuk dalam biaya lain-lain ini adalah biaya hutang jika perusahaan punya kewajiban pembayaran bunga atas pinjaman yang digunakan dalam operasional sehari-hari. Biaya peningkatan kualitas yang biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas produk dan layanan.
Langkah Perencanaan Capex
Setelah memahami apa saja contoh Capex dan Opex, untuk melakukan perencanaan penyusunan biaya pengeluaran ini ada beberapa langkah. Pertama, untuk perencanaan Capek, berikut langkah-langkahnya:
- Mengidentifikasi kebutuhan investasi.
- Studi kelayakan yaitu untuk menentukan apakah proyek tersebut layak secara finansial, teknis dan operasional. Dalam hal ini gunakan matriks keuangan seperti NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), dan payback period.
- Menyusun anggaran Capex, penyusunan ini dilakukan dengan memasukkan hasil analisis dengan menggunakan NPV, IRR, dan payback period untuk memprioritaskan proyek yang memberikan nilai maksimal.
- Eksekusi dan monitoring dengan melacak kemajuan proyek dengan menggunakan milestone dan bandingkan dengan realisasi terhadap proyeksi keuangan.
- Evaluasi pasca implementasi, dengan meninjau hasil akhir proyek.
Langkah Perencanaan Opex
Berikutnya, untuk merencanakan Opex juga ada beberapa langkah yang harus dilalui. Berikut ini adalah beberapa langkah perencanaan yang perlu dilakukan:
- Identifikasi kategori biaya apakah itu termasuk biaya langsung atau tidak langsung untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sumber pengeluaran.
- Proyeksikan biaya berdasarkan volume aktivitas.
- Alokasikan anggaran untuk setiap jenis Opex, apakah itu termasuk biaya tetap atau biaya variabel, serta masukkan pula untuk biaya tak terduga.
- Kontrol dan evaluasi kinerja Opex.
- Tinjau ulang secara berkala untuk menyesuaikan dengan perubahan dan kondisi pasar.
Nah, itu tadi adalah penjelasan mengenai contoh Capex dan Opex dalam menyusun anggaran perusahaan. Belajar keuangan dengan cara menarik dan informatif hanya di Upskillz!
Upskillz
Build Your Potentials